Saturday, January 15, 2011

Seni Mumifikasi Peradaban Mesir Kuno

Dalam tulisan sebelumnya saya pernah membahas tentang kebudayaan mesir kuno dan salah satu budaya mereka adalah seni mumifikasi dalam memakamkan jenazah. Tujuan dari praktek mumifikasi ini adalah untuk mengawetkan mayat agar tidak membusuk dan terurai menjadi debu dan tanah, itu semua mereka lakukan karena mereka percaya bahwa orang yang sudah meninggal akan menjalani kehidupan setelah mati.
Kali ini saya akan membahas lebih lanjut tentang seni pembuatan mumi yang telah berumur lebih dari 5000 tahun.


Mula-mula Embalmers (orang yang bertugas dalam pembuatan mumi) akan mengeluarkan organ-organ dalam tubuh yang dapat membusuk dan menyisakan organ yang paling penting.
Organ yang paling pertama dikeluarkan adalah organ dibagian kepala, yaitu Otak. Cara pengeluarannya bermacam-macam. Salah satu caranya adalah membuka lempengan tengkorak mayat, mengeluarkan otaknya, lalu menutupnya kembali. 
Cara ini agak berbahaya karena mereka harus memasang lempengan tengkorak sesuai tempatnya sebelumnya dan beresiko meretakkan atau bahkan menghancurkan  tengkorak mayat.
Cara lain yg paling sering dipakai adalah dengan mengeluarkan otak melalui hidung. Caranya adalah memakai semacam kawat dengan ujung mirip kail yg bengkok di ujungnya. Kawat itu dimasukkan ke dalam hidung & masuk ke otak menembus langit-langit hidung & syaraf penciuman. Bila sudah sampai ke otak, mereka akan menarik ulur kawat itu maju mundur, seperti orang yg mengaduk adonan. Karena otak itu hancur akibat gerakan kawat, maka otak itupun akan mengalir ke luar tubuh melaluilubang hidung. Untuk memudahkan proses pengaliran keluar cairan otak, mereka membaringkan mayat iu dalam posisi tengkurap Proses pengeluaran otak biasanya memakan waktu sampai 2 hari. Jika sudah, maka para memasukkan kain linen ke dalam rongga otak mayat melalui lubang yg sudah ada. Mereka juga memasukkan semacam resin/getah tumbuhan, ke dalam rongga otak untuk mencegah rusaknya linen yang sudah dimasukkan kedalam rongga otak.
Setelah Otak, para embalmers akan mengeluarkan organ lain dibagian badan. Mereka biasanya membuat sayatan di daerah perut sebelah kiri, kemudian mengeluarkan organ-organ dalam tubuh seperti usus, hati, paru-paru, & lambung. Akan tetapi, mereka tidak mengeluarkan jantung jenazah. Hal ini karena orang Mesir percaya jantung merupakan sumber nyawa bagi manusia & jiwa seseorang masih tinggal di badannya walaupun ia sudah mati. Karena itu mereka berpikir jantung penting bagi orang Mesir untuk kehidupan sesudah kematian.
Setelah organ dalam kecuali jantung telah dikeluarkan dari dalam tubuh mayat, Embalmers akan mengawetkan bagian dalam tubuh agar tidak membusuk. Untuk melakukannya, mereka akan mencuci/membasuh isi tubuh sang jenazah dengan cairan natron & anggur. Natron adalah nama semacam senyawa campuran garam & soda yg biasa ditemukan di oasis Natron, dekat Kairo. Jika sudah dibasuh, maka tubuh yg sudah dibersihkan dengan natron ini akan ditaburi natron padat berbentuk bubuk. Tujuannya agar tubuh mayat cepat mengering dan siap untuk diawetkan lebih lanjut.
Usai pengawetan tahap pertama, embalmers akan mendiamkan jenazah selama 40 hari di atas semacam meja batu. Tujuannya adalah agar seluruh cairan dalam tubuh jenazah mengering akibat pengaruh natron. Terkadang, selama proses ini ada bagian tubuh dari jenazah, semisal jari tangan, yg terlepas akibat proses pembusukan yg sudah lama sejak sebelum pengawetan. Bila bagian tubuh tersebut tidak bisa lagi dipertahankan, embalmers akan menggantinya dengan benda-benda lain semisal kain linen, kayu, atau emas sebagai pengganti bagian tubuh yg hilang. Bagi mereka, bagian tubuh yang lengkap sangat penting jika ingin hidup di kehidupan berikutnya.
Setelah tubuh jenazah kering usai pengawetan, tubuh jenazah tidak akan langsung dibalut. Tubuh jenazah akan dibersihkan lagi. Melalui lubang sayatan tadi, tubuh jenazah akan diisi dengan lebih banyak natron, kain linen, rempah-rempah, dsb. Jika sudah, perut jenazah kemudian akan dijahit kembali agar tertutup. Tubuh mumi selanjutnya akan dibaluri dengan getah damar & minyak wangi. Setelah itu, barulah tubuh mumi dibalut dengan kain linen yg amat panjang. Jimat-jimat pelindung juga disisipi ke dalam balutan-balutan tersebut. Embalmers juga membuatkan semacam mahkota dan topeng yg mirip dengan wajah jenazah semasa masih hidup untuk mumi. Topeng ini dibuat dari semacam bahan yg disebut papier marche, namun ada juga yg terbuat dari lempengan emas murni, seperti topeng Firaun.
Mumi yang sudah jadi akan dimasukkan ke dalam peti mati. Terkadang, peti yg dipakai bisa sampai beberapa buah dengan ukuran berbeda-beda untuk satu mumi, sehingga mumi seolah-olah seperti masuk dalam peti yg berlapis-lapis. Peti ini biasa terbuat dari batu. Mumi yg sudah dimasukkan ke dalam peti kemudian dimasukkan ke dalam sarkofagus, semacam peti mati khusus yg dihiasi ukiran-ukiran dan seringkali terbuat dari emas murni. Proses pembuatan mumi seperti ini hanya bisa dilakukan oleh raja-raja, bangsawan, atau orang kaya. Untuk orang biasa, proses pembuatan mumi sama seperti di atas, namun mereka tidak mengeluarkan isi perut mereka & tanpa memakai rempah-rempah atau minyak wangi yg mahal. Mumi orang biasa juga tidak dimasukkan ke dalam sarkofagus atau peti yg banyak, namun hanya dengan peti kayu sederhana

Pada raja-raja, sarkofagus ini selanjutnya akan dikuburkan ke dalam piramid. Dalam ruangan tempat menyimpan sarkofagus juga dilengkapi dengan perhiasan atau benda-benda berharga yg amat mahal semisal emas, karena mereka percaya jiwa orang mati tetap berada di dalam mumi & mereka akan senang bila ada benda-benda kesenangan mereka di dekatnya. Karena itulah, ada banyak pemburu harta karun yg mengincar harta mumi ini, karena rata-rata para pemburu harta ini justru adalah orang yg ikut terlibat dalam pembuatan mumi dan piramid karena piramid itu dilengkapi labirin yang tidak sembarangan orang bisa masuk dan keluar dengan selamat tanpa terjebak.

Pada orang biasa, peti berisi mumi hanya dikuburkan begitu saja seperti prosesi penguburan biasa & pada orang-orang kaya/bangsawan, peti berisi mumi itu akan dikuburkan secara biasa, namun di atas kuburannya diberi semacam kubah besar. Sebelum pembuatan mumi dikenal,orang Mesir hanya menguburkan jenazah begitu saja ke dalam lubang di gurun. Kondisi gurun di Mesir yg amat panas & kering menyebabkan terjadinya proses pengawetan secara alamiah.

Menurut para ahli, total waktu pembuatan mumi pada raja-raja atau orang-orang elit memakan waktu 70 hari, yaitu 40 hari untuk pengeringan tubuh mumi dan 30 hari untuk membungkusnya.

Related Post



No comments:

Post a Comment