Sunday, January 16, 2011

Alasan mengapa Indonesia dijajah Belanda adalah karena sebuah buku.

Diantara semua bangsa Eropa yang menjajah Indonesia, Belanda adalah yang terburuk, semua orang tahu itu.
Namun Tahukah Anda bahwa karena sebuah buku lah maka bangsa Belanda bisa sampai di Nusantara dan melakukan penjajahan diatas nusantara selama 350 tahun. Buku itu berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien.

   
Ditulis oleh mantan pekerja belanda yang pernah bekerja pada orang portugis. Ia adalah Jan Huygen van Linshoten.


Bagaimana buku itu bisa tercipta?
dan, Bagaimana Bangsa belanda bisa mengetahui keberadaan dan sampai ke bumi Nusantara ini?

Dahulu, sebelum bangsa Eropa masih buta akan keberadaan dunia baru, warga pribumi Nusantara hidup dalam kedamaian. Namun pengalaman saat Perang Salib tanpa disadari telah membuka mata orang Eropa tentang peradaban yang jauh lebih unggul ketimbang mereka. Eropa mengalami pencerahan akibat bersinggungan dengan orang-orang Islam dalam Perang Salib. Anggapan mereka bahwa bangsa Eropa adalah wilayah termaju didunia telah dihancurkan oleh keberadaan bangsa Arab yang telah dikenal dunia sebagai bangsa pedagang pemberani yang terbiasa melayari samudera luas hingga ke Nusantara.

Mereka belajar bahwa dunia ini tidak hanya terdiri dari sekumpulan manusia berambut pirang dan berhidung besar. Mereka mengenal kebudayaan yang jauh lebih unggul, dan kaya. Mereka mengenal bahwa di dalam wilayah terpencil sekalipun, terdapat kebudayaan dan sumber daya alam yang tidak akan mereka dapatkan di belahan Eropa manapun. Mereka jadi mengetahui bahwa ada satu wilayah di selatan bola dunia yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya. Negeri itu penuh dengan karet, lada, dan rempah-rempah, Bangsa Eropa juga membayangkan adanya emas dan batu permata yang tersimpan di perutnya. Tanah dimana iklimnya sangat bersahabat dan menyatu dengan kondisi alamnya yang sangat indah. Wilayah inilah yang sekarang kita kenal dengan nama Nusantara.

Ketika Eropa mulai berdatangan dengan dalih berdagang, namun membawa pasukan tempur lengkap dengan senjatanya. Perdamaian di Nusantara pun berakhir. Mereka bahkan menyingkirkan para pedagang arab yang sudah lebih dulu berdatangan. Hal yang ironis, tokoh yang menenggelamkan dunia  masuk ke dalam kubangan darah adalah dua orang Pemimpin dunia kristen dari generasi yang berbeda. 
Mereka adalah Paus Urbanus II, yang mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam Konsili Clermont tahun 1096 dan Paus Alexander VI. 
Paus Alexander VI pada tahun 1494 memberikan mandat resmi gereja kepada Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas.  Dengan adanya perjanjian ini, Paus Alexander dengan seenaknya membelah dunia di luar daratan Eropa menjadi dua bagian untuk terserah mau diapakan. Jalur perampokan bangsa Eropa ke arah timur jauh menuju kepulauan Nusantara pun terbagi dua.
Spanyol berlayar ke Barat dan Portugis ke Timur, Namun keduanya akhirnya bertemu di Maluku. Sebelumnya, jika dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak harta rampokan berjumpa tepat di satu titik maka mereka akan berkelahi layaknya anak kecil yang menemukan mainan bagus. Namun saat bertemu di Maluku, Portugis dan Spanyol mencoba untuk menahan diri. Lagi-lagi mereka dengan seenaknya membuat perjanjian untuk membagi daerah rampasan mereka. Perjanjian itu dikenal dengan perjanjian Saragossa. 
Sejak itulah, Portugis dan Spanyol berhasil membawa banyak rempah-rempah dari pelayarannya. Mendengar Fakta ini, Negara-negara Eropa lainnya seperti Inggris, Prancis, dan Belanda juga mengirimkan armadanya ke wilayah yang baru di selatan dari berbagai jalur. Namun usaha untuk menemukan dunia baru tidak semudah yang mereka bayangkan. Saat itu mereka belum memiliki sebuah peta perjalanan laut yang secara detil memuat jalur perjalanan yang aman dari Eropa ke wilayah yang disebut sebagai Hindia Timur. Kapal-kapal yang mereka kirimkan hanya akan berakhir ditangan perompak, atau kembali dengan setengah awak kapal yang sekarat. Peta bangsa-bangsa Eropa saat itu baru mencapai daratan India, sedangkan daerah di sebelah timurnya masih gelap. Hanya Spanyol dan Portugislah yang pertama kali memiliki peta yang berbeda. Dibandingkan Spayol, Portugis lebih unggul dalam banyak hal. Pelaut-pelaut Portugis yang merupakan tokoh-tokoh pelarian Templar yang kuat dan pintar berupaya merahasiakan peta-peta terbaru mereka yang berisi jalur-jalur laut menuju Asia Tenggara. Peta-peta itulah benda yang paling diburu oleh banyak raja dan saudagar Eropa saat itu.
Untuk mencari tahu keberadaan peta tersebut beberapa orang mengirimkan diri mereka sendiri sebagai pekerja asing untuk orang portugis dan spanyol (saat itu ada banyak buruh dari Negara lain yang bekerja di kapal-kapal portugis dan spanyol). Gencarnya usaha yang dilakukan untuk mengetahui eksistensi dari peta itu telah membuahkan hasil. Sejumlah orang Belanda yang telah bekerja lama pada pelaut-pelaut Portugis mengetahui hal ini. Salah satu dari mereka bernama Jan Huygen van Linschoten. 
Pada tahun 1595 van Linschoten menerbitkan buku berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis, yang memuat berbagai peta dan deksripsi amat rinci mengenai jalur pelayaran yang dilakukan Portugis ke Hindia Timur, lengkap dengan segala permasalahannya. Buku itu laku keras di Eropa, namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis Karena kedatangan bangsa belanda merupakan dominasi mutlak terhadap kekayaan Nusantara. Sebaliknya van Linschoten meraup keuntungan yang besar karena buku tulisannya, dan secara bersamaan memberikan Belanda tiket pelayaran aman menuju Hindia timur. 
Pada tahun 1595 Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk. Dia berlaku sombong dan bersikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga terhadap sesama pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus kehilangan kapal dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di Belanda pada tahun 1597, dia hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak. Walau demikian, tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah dan benda berharga lainnya. 
Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang de Houtman yang tidak cakap memimpin bisa mendapat rampasan sebanyak itu, apalagi jika dipimpin oleh awak dan armada yang jauh lebih unggul. Jejak Houtman diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda yang mengirimkan armada mereka ke Hindia Timur. Dalam tempo beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah Hindia Timur dan hal itu berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945.

Related Post



No comments:

Post a Comment