Tuesday, January 11, 2011

Peradaban Mesir Kuno

Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil. Dimulai dengan unifikasi Mesir Hulu dan Hilir sekitar 3150 BC, peradaban ini selanjutnya berkembang selama kurang lebih tiga milenium.


Kehidupan Sehari-hari 
Rumah mereka terbuat dari tanah liat dan di desain untuk menjaga udara tetap dingin di siang hari. Bangsa Mesir Kuno sangat menghargai penampilan dan kebersihan tubuh. Sebagian besar mandi di Sungai Nil dan menggunakan sabun yang terbuat dari lemak binatang dan kapur. Laki-laki bercukur untuk menjaga kebersihan dan menggunakan parfum untuk wewangian. Pakaian dibuat dengan linen sederhana yang diberi warna putih, baik wanita maupun pria di kelas yang lebih elit menggunakan wig, perhiasan, dan kosmetik. Anak-anak tidak mengenakan pakaian hingga mereka dianggap dewasa, pada usia sekitar 12 tahun, dan pada usia ini laki-laki disunat dan dicukur. Ibu bertanggung jawab menjaga anaknya, sementara sang ayah bertugas mencari nafkah.

Kebudayaan di mesir kuno mencakup :

Tata cara berpakaian
Orang Mesir Kuno biasanya memakai tunik linen putih, dan pakaian-pakaian yang panjangnya sampai ke pinggang. Gaya pakaian berbeda untuk setiap kelas masyarakat. Firaun dan para imam menggunakan pakaian dengan kualitas tertinggi. Orang-orang dari masyarakat tinggi dapat dikenali dengan perhiasan yang mereka kenakan. Sedangkan masyarakat kelas rendah sama sekali tidak menggunakan perhiasan apapun.

Pertanian: 
Ditengah-tengah gurun yang kering dan curah hujan yang rendah, kehidupan di Mesir kuno sangat tergantung pada sungai Nil, karena kondisi geografis dan tanah di sekitar sungai nil sangat mendukung untuk memproduksi makanan. Mereka menggunakan system irigasi dengan membuat parit-parit yang menghubungkan sungai nil dengan sawah-sawah mereka. Bangsa mesir menanam gandum, emmer dan selai sebagai bahan roti. Bahkan mereka juga menanam anggur untuk dijadikan wine.

Bahasa: 
Bahasa mesir kuno dikenal sebagai bahasa paling rumit dan penggunaannya paling lama. Bahasa  mesir kuno digunakan dari tahun 3000 BC sampai abad 11. Sistem penulisan mereka terdiri dari gambar benda nyata seperti burung, peralatan dll. Bahasa ini dikenal dengan nama Hieroglyph, mengandung sekitar 500 simbol dan biasa ditemukan terukir di obelisk dan makam raja.



Agama:
Agama Mesir kuno diikuti selama lebih dari sepuluh ribu tahun sampai masuknya pengaruh Kristen dan Islam. Mesir percaya bahwa rohani adalah inti dari tubuh manusia. Keyakinan dan ritual dikembangkan, diubah dan bergabung dengan waktu tergantung pada keluarga yang berkuasa. Bangsa Mesir Kuno menyembah banyak Dewa yang mereka yakini memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Tempat beribadah mereka adalah kuil, yang umumnya di bagian tengah kuil terdapat patung Dewa. Kuil bukan tempat untuk peribadatan public. Hanya setiap hari-hari tertentu saja patung Dewa didalam kuil dikeluarkan untuk disembah oleh masyarakat. 

Sistem Hukum: 
Firaun adalah penguasa Mesir kuno. Undang-undang di mesir kuno dibuat dan dikelola oleh Firaun. Sistem hukum diputuskan berdasarkan apa yang benar dan apa yang salah, sedangkan Hukuman di putuskan berdasarkan beratnya kejahatan. Hukuman paling ringan adalah Denda, Pemukulan, Mutilasi bagian wajah dan pengasingan. Kejahatan serius seperti membunuh keluarga kerajaan dan Perampokan makam dikenakan hukum eksekusi. Terkadang keluarga penjahat dihukum.

Status Sosial
Status sosial di mesir kuno ditunjukkan sangat terang-terangan. Kaum petani menempati status sosial terendah, dimana hasil pertanian mereka dikuasai oleh Negara, kuil, atau pejabat yang memiliki tanah. Para petani bahkan harus menanggung pajak tenaga kerja yang berlaku dan dipaksa untuk bekerja membuat irigasi atau proyek konstruksi. Seniman dan pengrajin memiliki status yang lebih tinggi dari petani, namun mereka juga berada di bawah kendali negara, mereka bekerja di toko-toko yang terletak di kuil dan dibayar langsung dari kas negara. Juru tulis dan pejabat menempati status sosial tertinggi di Mesir Kuno, dan biasa disebut "kelas kulit putih" karena menggunakan linen berwarna putih yang menandai status mereka. Di mesir kuno, baik wanita ataupun pria memiliki hak untuk memiliki dan menjual properti, membuat kontrak, menikah dan bercerai, serta melindungi diri mereka dari perceraian dengan menyetujui kontrak pernikahan, yang dapat menjatuhkan denda pada pasangannya bila terjadi perceraian. Dibandingkan bangsa lainnya di Yunani, atau Roma, wanita di Mesir Kuno memiliki kesempatan memilih dan meraih sukses yang lebih luas. Wanita seperti Hatshepsut dan Cleopatra bahkan bisa menjadi firaun. Namun wanita di Mesir Kuno tidak dapat mengambil alih urusan administrasi dan jarang ada wanita yang memiliki pendidikan setara dengan pendidikan pria ketika itu. 

Seni dan Arsitektur
Selama 3500 tahun, para seniman mesir kuno mengikuti bentuk artistik yang dikembangkan pada masa Kerajaan sebelumnya. Aliran seni mesir kuno memiliki prinsip-prinsip ketat yang harus diikuti, mengakibatkan bentuk aliran ini tidak mudah berubah dan terpengaruh aliran lain. Seniman Mesir Kuno dapat menggunakan batu dan kayu sebagai bahan dasar untuk memahat. Tidak hanyna ahli dalam memahat patung, para seniman mencatat kemenangan Firaun dalam pertempuran, dekrit kerajaan, dan peristiwa religius pada relief dan dinding-dinding istana dengan menggunakan symbol hieroglif dan gambar-gambar yang berdasarkan pada situasi yang sebenarnya. Karya arsitektur pada mesir kuno merupakan tanda pengenal utama bagi kebudayaan mesir kuno. Mereka mampu membuat pyramid dan kuil-kuil dewa dengan struktur batu dan peralatan yang sederhana, namu sangat efektif dengan keakuratan yang sangat tinggi. Karya Arsitektur paling terkenal di mesir adalah Pyramid Giza dan Kuil di Thebes.

Adat Pemakaman
Sepanjang sejarahnya, orang orang Mesir Kuno telah menyempurnakan seni mumifikasi. Teknik terbaik pengawetan mumi memakan waktu kurang lebih 70 hari lamanya, selama waktu tersebut secara bertahap dilakukan proses pengeluaran organ internal, pengeluaran otak melalui hidung, dan pengeringan tubuh menggunakan campuran garam yang disebut natron. Selanjutnya tubuh dibungkus menggunakan kain, pada setiap lapisan kain tersebut disisipkan jimat pelindung, mayat kemudian diletakkan pada peti mati yang disebut antropoid. Mumi periode akhir diletakkan pada laci besar cartonnage yang telah dicat. Tradisi penguburan barang mewah dan barang-barang sebagai bekal almarhum berlaku pada semua masyarakat tanpa memandang status sosial. Setelah pemakaman, kerabat yang masih hidup diharapkan untuk sesekali membawa makanan ke makam dan mengucapkan doa atas nama almarhum. 

Perdagangan : Orang Mesir kuno berdagang dengan negeri-negeri tetangga untuk memperoleh barang yang tidak ada di Mesir. Pada masa pra dinasti, mereka berdagang dengan Nubia untuk memperoleh emas dan dupa dan memperoleh tembikar dari Kanaan. Orang Mesir kuno juga menghargai batu biru lapi lazuli yang harus diimpor dari Afganistan. Partner dagang Mesir di Laut Tengah meliputi Yunani dan Kreta, yang menyediakan minyak zaitun (selain barang-barang lainnya). Sebagai ganti impor bahan baku dan barang mewah, Mesir mengekspor gandum, emas, linen, papirus, dan barang-barang jadi seperti kaca dan benda-benda yang terbuat dari batu  

Militer : 
Angkatan perang Mesir kuno bertanggung jawab untuk melindungi Mesir dari serangan asing, dan menjaga kekuasaan Mesir. Angkatan perang Mesir juga bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan terhadap jalur perdagangan penting. Benteng-benteng juga didirikan, sebagai basis operasi penting untuk melancarkan ekspedisi ke penjajahan.


Peradaban di Mesir Kuno berakhir oleh serangan dari kekuatan militer asing seperti invasi kerajaan Persia. Kekuatan raksasa Alexander agung dari Yunani, dan terakhir Dominasi bangsa Romawi pada abad 31M.

Related Post



No comments:

Post a Comment