Friday, January 7, 2011

Ego - Manusia


Terkadang keegoisan manusia begitu menggila. Mereka tidak mau mengalah atas apa yang mereka punya. Mereka rela mengorbankan semua harga diri mereka hanya untuk harta dan kedudukan yang sebenarnya bersifat fiktif dan sementara.


Egoisme atau egoism adalah motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri, tanpa mempedulikan penderitaan yang dialami orang lain.
Sifat Egoisme adalah sifat alami yang dimiliki manusia sejak mengenal dunia.
Ingin menjadi pusat perhatian.
Ingin dianggap lebih pandai dari siapapun.
Semua orang bodoh kecuali dirinya.
Paham yang secara sadar atau tidak sadar dianut oleh sebagian besar manusia. Ambisi yang perlahan terus menjadi, keinginan untuk menyingkirkan siapapun yang menghalangi jalannya. Bisa dibilang sifat itu sendiri telah mengontrol jasad seorang manusia, menjadi individu yang akan sangat membahayakan sistem.
Berikut adalah contoh nyata, dari sifat Egoisme :

Adolf hitler
Kegilaannya terhadap anggapan akan kesempurnaan rasnya telah menjadikan dirinya monster pembantai. Teori Evolusi Darwin benar-benar  meresap dalam benaknya, bahwa untuk mempertahankan hidup, manusia harus bertarung. Ia bahkan menyamakan ras non-eropa dengan kera. Awal dari ambisinya di wujudkan dengan menyerang Austria, Cekoslowakia, Perancis, Rusia dan sekitarnya. Malah terbersit nafsu menguasai seluruh dunia. Ia mengadopsi konsep egenika yang menjadi dasar pijakan pandangan evolusionis Nazi. Egenika berarti ‘perbaikan’ ras manusia dengan membantai orang-orang berpenyakit dan cacat serta memperbanyak individu sehat.
Masih dalam kefanatikannya terhadap teori Darwin yang mengatakan bahwa ukuran tengkorak manusia membesar saat menaiki tangga evolusi. Maka di seluruh Jerman Hitler memerintahkan untuk dilakukannya pengukuran untuk membuktikan tengkorak bangsa Jerman lebih besar dari ras lain. Mereka yang tak sebesar ukuran resmi, begitupun yang gigi, mata, dan rambut di luar kriteria evolusionis langsung dihabisi dan mayatnya dibuang ke sungai rheine atau dikubur secara masal dengan mayat lainnya.
Ratusan jiwa manusia mati sia-sia ditangannya. Tidak heran jika dampak yang dihasilkan sifat ini jika hinggap dalam wadah manusia yang tepat, akan menimbulkan bencana besar bagi kelangsungan sistem.
Bukan hanya para Politisi dan pemimpin Negara, kebanyakan sifat egoisme lahir dalam benak para ilmuwan di dunia. Salah satu contohnya adalah Trofim Lysenko.
Lysenko adalah direktur dari Institut Genetika dan mengkhususkan diri dalam riset pertanian.  Lysenko banyak membuat ketidakjujuran dalam penelitian yang dibuatnya. Kebiasaan Lysenko hanyalah melaporkan keberhasilan, hanya berdasarkan sampel yang sangat kecil, catatan tidak akurat dan tanpa kelompok pengontrol. Lysenko bahkan banyak menghabiskan waktunya untuk membantah teori-teori yang sebenarnya benar. Ia pernah membantah dengan ganas kebenaran prinsip-prinsip genetika berdasarkan hokum mendel. Di Uni Soviet, dengan tegas ia mengatakan bahwa prinsip genetika adalah irasional dan tidak berdasar, dan tahun 1948 pendidikan dan penelitian ilmu genetika tradisional telah benar-benar dilarang di Uni Soviet, sebagai gantinya ajaran Lysenkoisme mulai diterima, dan diterapkan diseluruh ladang gandum di Soviet,dan  tentu saja hal tersebut berakibat pada kegagalan panen besar-besaran. Namun pada bulan April tahun 1952, Departemen Pertanian menarik dukungannya dari metode Lysenko, hanya saja butuh waktu sebelas tahun untuk benar-benar mengkonfirmasi ketidak bergunaan teori Lysenko. Pada tahun 1964, teori genetika tradisional kembali diterima di Uni Soviet, dan pada tahun 1965 teori “Anti mendel” nya benar-benar tidak diakui lagi.
Para ilmuwan selalu ingin menemukan teknik dan temuan baru, tentu saja agar mereka diakui masyarakat dan mendapatkan dana atas penelitiannya. Demi itu semua mereka bersikeras bahwa teorinya lah yang paling benar. Meski hasil penelitiannya salah, tidak ada yang mencurigai apalagi mengoreksinya. Pada akhirnya teori mereka hanya akan mengendap selama bertahun-tahun dan berdampak bagi kehidupan manusia.
Sedangkan bagi para pemimpin negeri, kursi dan jabatan hanyalah alat untuk mewujudkan ambisi pribadi.

Related Post



No comments:

Post a Comment